Azimat Palembang
“Manuskrip itu bukan sekadar benda. Mereka memuat sejarah, cerita, atau bahkan darah dan kepedihan tak terkira,” ujar Arman, menyarankan saya ‘memantaskan diri’ sebelum menyentuh pusaka ratusan tahun itu.
Namun, ketika klise foto diletakkan di alat pemindai digital di Perpustakaan Leiden, hasilnya mengejutkan. Tak satu lembar pun menunjukkan aksara. Semuanya menjelma batu hitam yang ditembak cahaya tajam dari belakang. Azimat itu merupa objek korban backlight.
“Kadang-kadang, hal ini memang terjadi,” kata pustakawan Erl, menggeleng kesal. Pusaka itu seolah tak ingin disentuh teknologi.


