Esai

Esai

Apakah Pembacaan Komputasional Akan Menggantikan Pembacaan Tekstual?

Digital humanities muncul menawarkan solusi bagi studi sastra berskala besar yang mustahil dilakukan lewat pembacaan tekstual berbatas waktu. Namun, metode komputasional ini memicu kekhawatiran karena dianggap menyelewengkan dasar humaniora, hanya sebatas menghitung kata, dan tunduk pada kebijakan neoliberal. Padahal, keduanya tidak seharusnya saling meniadakan.

Apakah Pembacaan Komputasional Akan Menggantikan Pembacaan Tekstual? Selengkapnya

Esai

Membandingkan Matrilinealitas Yahudi dan Minangkabau

Meskipun terpisah jarak dan budaya, Yahudi dan Minangkabau berbagi kemiripan unik: sistem matrilineal. Esai ini mengupas perbandingan mendalam antara identitas spiritual Yahudi yang diturunkan lewat ibu, versus struktur adat dan kewarisan Minangkabau yang lebih kompleks. Apakah ini kebetulan sejarah atau takdir semata? Temukan analisis perbedaannya di sini.

Membandingkan Matrilinealitas Yahudi dan Minangkabau Selengkapnya

Esai

Fiksi Penggemar: Dulu Aib, Kini Mahkota Penerbitan

Dulu dianggap aib, kini fiksi penggemar (fanfic) menjelma menjadi landasan utama penerbitan, terutama setelah “Fifty Shades of Grey” meledak. Industri kini terbuka mencari penulis yang berkreasi daring. Novel pemenang penghargaan seperti “James” (Pulitzer) dan “The Song of Achilles” pun berakar dari reimagining klasik, menunjukkan bahwa kaum puritan sulit membedakan fiksi arus utama dan karya di Archive of Our Own.

Fiksi Penggemar: Dulu Aib, Kini Mahkota Penerbitan Selengkapnya

Scroll to Top