Liputan

Liputan

Ipie, Deli, Kuli, dan Pedagogi

SD Negeri 101878 di Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara, dulunya adalah Sekolah Deli Maatschappij. Sekolah ini menyimpan kisah sejarah di mana Bapak Republik Indonesia, Tan Malaka, pernah mengajar. Meski arsitektur kolonialnya telah mengalami perubahan, pihak sekolah berjuang meminta penetapan bangunan ini sebagai cagar budaya untuk terus menjaga warisan kisah sang pendidik.

Ipie, Deli, Kuli, dan Pedagogi Selengkapnya

Liputan

Workshop Sound Poetry dan Visual Poetry: Tona Energetik dalam Alih Wahana Puisi

Workshop Sound Poetry dan Visual Poetry di Padang membawa puisi keluar dari kerangkeng kata. Peserta diajak meditasi sonik oleh Aldo Ahmad untuk merespons alam, menemukan bunyi primordial. Sementara Donny Eros menantang peserta Visual Poetry untuk menjaga rasa dan imajinasi kata-kata agar tidak hilang saat dialihwahanakan menjadi objek visual yang sugestif.

Workshop Sound Poetry dan Visual Poetry: Tona Energetik dalam Alih Wahana Puisi Selengkapnya

Liputan

Diskusi Bersama Kai Tuchmann: Antara Simarantang dan Postdramatik

Diskusi langka di Padang: Dramaturg kelas dunia Kai Tuchmann bersama seniman lokal mengupas tuntas Teori Teater Postdramatik. Kai menyebutnya “cara berpikir” yang membawa pergeseran dari fiksi ke realitas faktual di panggung. Seniman lokal bahkan berpendapat masyarakat Indonesia telah berpikir Postdramatik melalui teater rakyat seperti simarantang sebelum istilah itu muncul.

Diskusi Bersama Kai Tuchmann: Antara Simarantang dan Postdramatik Selengkapnya

Liputan

MLWF 2025: Cara Meninggalkan Jejak Multisensoris

Makassar Literary Walk Festival (MLWF) 2025 mengajak peserta berjalan kaki menyusuri lorong pasar, flyover, hingga sungai. Bukan sekadar menapak, tapi juga meninggalkan jejak multisensori. Komunitas Katakerja mengusung sastra sebagai pengalaman kolektif berbasis tapak, menyulap pelabuhan, kampung tua, dan situs sejarah menjadi panggung narasi. Festival ini fokus pada isu perubahan iklim dan peran perempuan lokal, serta menyoroti kolonialisme digital lewat instalasi seni. Literasi dipahami sebagai praktik hidup, bukan hanya baca-tulis, melibatkan penulis, seniman, hingga pedagang pasar.

MLWF 2025: Cara Meninggalkan Jejak Multisensoris Selengkapnya

Scroll to Top