Pusaka Sastra

Pusaka Sastra

Perdebatan Soal Kerudung di Minangkabau dan Indonesia

Buku Soal Kekoedoeng (1941) karya Hoesein Bafaqih mengupas polemik panjang hukum hijab. Bafaqih berani menafsirkan ulang soal penutup aurat, berpandangan bahwa hijab itu sunnah, dan membuka ruang diskusi. Penerbitan di Bukittinggi ini memicu kritik keras dari ulama Minangkabau, yang menurut Hamka bisa meruntuhkan “benteng adat dan goyang pagar agama.”

Perdebatan Soal Kerudung di Minangkabau dan Indonesia Selengkapnya

Pusaka Sastra

Cerita Detektif dan Pesan Perjuangan dalam Roman Indonesia

Berlatar Medan era 40-an, roman detektif “Gagak Hitam Menjoesoel” menyoroti nasib Siti Zahari yang terjerat lintah darat akibat buta huruf. Kisah ini tak sekadar aksi heroik Gagak Hitam menyelamatkan gadis yang akan dijadikan pelunasan hutang, tapi juga kritik tajam Decha terhadap eksploitasi sosial dan pentingnya pendidikan bagi rakyat jelata.

Cerita Detektif dan Pesan Perjuangan dalam Roman Indonesia Selengkapnya

Pusaka Sastra

Propaganda Jepang di Sumatera Barat

Buku propaganda Jepang, “Pedoman Baroe I” (1945), menarik karena diterbitkan persis di tengah masa transisi Jepang dan kemerdekaan Indonesia. Isinya memuja Jepang, tetapi di bagian akhir menyiratkan kegalauan penyusunnya saat “Janji Kemerdekaan” Perdana Menteri Koiso tiba-tiba diumumkan. Buku ini sumber penting sejarah kepenulisan dan revolusi di Sumatera Barat.

Propaganda Jepang di Sumatera Barat Selengkapnya

Pusaka Sastra

Mohammad Sjafei, Dunia Pendidikan, dan Sastra

Mari kita telusuri salah satu harta karun sastra sekaligus fondasi pendidikan tempo doeloe: buku “Dikampoeng” (1939) karya Mohammad Sjafei. Lebih dari sekadar cerita keseharian keluarga Pak Ali di kampung, buku pegangan sekolah boemipoetra ini adalah medium jenius Sjafei untuk menanamkan etos kerja, nilai kemanusiaan, dan melatih konsentrasi siswa. Buku ini menunjukkan kepiawaian Sjafei dalam sastra anak dan sosial budaya yang masih relevan ditelaah hingga kini.

Mohammad Sjafei, Dunia Pendidikan, dan Sastra Selengkapnya

Pusaka Sastra

Karya Sastra Modern untuk Anak dalam Lima Tjerita

Kumpulan cerita pendek karya Junus St. Madjolelo ini menghadirkan lima kisah klasik penuh nilai moral dan budaya Minangkabau, ditulis ulang dengan bahasa Indonesia yang segar dan mudah dipahami. Cerita-cerita seperti Tuanku Keramat dan Si Rahmat jang beruntung tak hanya menghibur, tapi juga mengajarkan makna ketulusan, kesetiaan, dan kebijaksanaan hidup.

Karya Sastra Modern untuk Anak dalam Lima Tjerita Selengkapnya

Scroll to Top