Cerpen

Cerpen

Anak Panah Bermata “Tunung”

Maristi sudah terbiasa dan berusaha untuk tidak pernah takluk dengan mata merah Yudas, pria yang selalu mengawasinya. “Biar nanti matanya buta kalau terus menatapmu seperti itu,” ujarnya kepada Lidiana. Tapi kini ladang keluarganya hancur, dan kemarahan telah memuncak. Sekembalinya ke rumah, Maristi mendapati Yudas terkulai dengan anak panah menancap di mata kirinya. Sebuah hukuman yang mengerikan.

Anak Panah Bermata “Tunung” Selengkapnya

Cerpen

Azimat Palembang

“Manuskrip itu bukan sekadar benda. Mereka memuat sejarah, cerita, atau bahkan darah dan kepedihan tak terkira,” ujar Arman, menyarankan saya ‘memantaskan diri’ sebelum menyentuh pusaka ratusan tahun itu.

Namun, ketika klise foto diletakkan di alat pemindai digital di Perpustakaan Leiden, hasilnya mengejutkan. Tak satu lembar pun menunjukkan aksara. Semuanya menjelma batu hitam yang ditembak cahaya tajam dari belakang. Azimat itu merupa objek korban backlight.

“Kadang-kadang, hal ini memang terjadi,” kata pustakawan Erl, menggeleng kesal. Pusaka itu seolah tak ingin disentuh teknologi.

Azimat Palembang Selengkapnya

Scroll to Top